Wednesday, October 05, 2016

Legoland Malaysia yang Panas


Pose tipikal di depan pintu masuk Legoland Malaysia.

Waktu menunjukkan pukul 12 kurang waktu kami tiba di depan resepsionis hotel Legoland di kawasan Nusajaya, Johor Baru, Malaysia.

Setelah drama mengantre keluar-masuk negara, perjalanan dari pos imigrasi Malaysia ke Nusajaya tak terlalu jauh. Di tengah-tengah kawasan gersang yang lagi dibangun, dari kejauhan nampak logo Legoland. Akhirnya!

Kami turun di tempat perhentian berupa halte kecil di samping tempat parkir. Jadi teringat film-film western ketika si tokoh diturunkan di daerah antah berantah yang gersang dan panas. Begitulah rasanya saat kami menjejakkan kaki turun dari bus. Dari halte, bangunan hotel tampak masih beberapa ratus meter lagi, yang mesti ditempuh berjalan kaki sambil menggeret koper. Alamak, berat nian liburan ini pun.

Kesan panas dan gersang sirna begitu memasuki lobby. Anak-anak kecil berlarian kian kemari. Selain patung-patung besar menyolok yang terbuat dari potongan-potongan lego, terdapat “kolam” yang bukannya berisi air, tetapi ... lebih banyak lagi potongan lego. Pokoknya, lego di mana-mana.

Resepsionis yang menyambut kami adalah perempuan muda berkulit kuning langsat dengan bahasa Inggris tertata rapi. Kami sudah memesan terlebih dahulu secara online sehingga dia hanya menjelaskan berbagai hal seputar fasilitas dan aturan di hotel. Semua cukup jelas dan ternyata ada kejutan menyenangkan dari puan muda ini. Mestinya, check-in baru boleh pukul 4 sore. Boleh saja minta early check-in, tapi tentu ada biayanya. Namun, mungkin karena tahu ini kunjungan kami yang pertama ke Legoland, si puan resepsionis ini mengatakan kami boleh masuk kamar saat itu juga tanpa biaya tambahan.

So far, perjalanan kali ini penuh keberuntungan. Sebelumnya, kami dapat bagasi cuma-cuma, sekarang early check-in cuma-cuma. Setelah stres dan kegerahan, tidak ada yang lebih menyenangkan selain rebahan di kamar yang nyaman dan sejuk.

Seperti video Youtube yang kami tonton, lift menuju lantai kamar berubah menjadi tempat ajojing dengan musik dan lampu gemerlapan. Kita pun serentak bernyanyi, “Dancing in the elevator... Dancing in the elevator...”


Jeremy di kamar bertema pirate.

Memasuki kamar, Jeremy langsung terlonjak-lonjak. Sesuai permintaannya, kami memesan kamar bertema bajak laut (pirate). Semuanya serba bajak laut, mulai dari sprei dan bantal, wallpaper, pernak-pernik, hingga treasure chest alias kotak rahasia. Ya, ada satu lemari kotak yang terkunci. Lemari ini hanya bisa dibuka kalau sandi kuncinya bisa dipecahkan dengan menjawab sejumlah pertanyaan. Isi lemari itu adalah sekotak (kecil) souvenir dan stiker Lego. Sungguh cara yang menyenangkan untuk menyambut anak-anak.

Meski masih mau mengagumi kamar, kami segera turun dan menuju ke theme park. Bukan apa-apa, perut sudah keroncongan. Kami makan di Market Restaurant yang berada di zona Lego City. Makanannya nasi lemak dan ayam goreng. Walau rada aneh di lidah, masakan Melayu ini masih paslah mengisi perut.

Theme park

Theme park Legoland Malaysia ini masih terus dikembangkan. Satu atraksi yang akan diluncurkan akhir tahun 2016 ini yaitu Ninja Go.

Pelataran dengan tulisan Legoland Malaysia yang kerap menjadi spot foto merupakan pintu masuk yang disebut The Beginning. Kalau ke kanan, kita memasuki zona Lego City yang berisi arena permainan anak, di antaranya Driving School, Boating School, Shipyard, dan City Airport. Nggak ada yang bisa kami lakukan di sini, jadi kami lanjut ke Miniland.


Di depan miniatur Singapore Flyer.

Zona ini berisi miniatur gedung-gedung ikonis, antara lain Forbidden City dari Tiongkok, Taj Mahal dari India, Patung Merlion, hotel Fullerton, dan Singapore Flyer dari Singapura. Indonesia diwakili oleh Tanah Lot. Lucunya, ikon Malaysia yaitu Menara Kembar Petronas justru tidak ada. Petugas yang saya tanya pun tidak tahu-menahu. “Dulu ada di situ,” katanya. “Mungkin sedang diperbaiki.” Oalah, ini gimana sih, padahal di bookletnya jelas-jelas tercantum.

Kesan saya, miniatur-miniatur ini kurang terawat. Mungkin karena faktor cuaca juga. Benda plastik yang ditaruh di ruang terbuka serta terpapar hujan dan panas lama-kelamaan pasti jadi kusam dan rusak. Mungkin lebih tahan di negara empat musim yang tidak selembab negara tropis. Overall, zona ini tidak terlalu mengesankan.

Beralih ke zona Imagination, terdapat tempat untuk Build & Test kreasi Lego. Namun, highlight di zona ini barangkali Observation Tower, wahana observasi yang berputar 360 derajat, menampakkan pemandangan theme park dari ketinggian. Namun, selain kegersangan, yang jelas terlihat adalah pembangunan di sejumlah bagian, termasuk wahana Ninja Go. Sementara itu, permainan luar ruang seperti Kids Power Tower terasa kurang nyaman karena udara panas dan matahari terik.

Bagi yang ingin memacu adrenalin, bisa mampir ke zona Lego Kingdom. Terdapat roller coaster The Dragon dan versi mininya, The Dragon’s Apprentice. Berhubung Icha dan Jeremy tidak berani, saya pun malas untuk naik sendirian. Lagi pula, seperti biasa, wahana andalan seperti ini pasti panjang antreannya. Jadi, kita cuma foto-foto di sudut-sudut yang menampilkan suasana kerajaan.


Miniatur Star Wars.

Di zona Land of Adventure, wahana-wahananya menurutku kurang menantang, kecuali Dino Island yang berupa kereta luncur ke air. Sementara itu, wahana-wahana berbau “teknik” dapat ditemukan di zona Logo Technic. Selain wajah Einstein, yang menarik di zona ini barangkali miniatur Star Wars.

Begitulah, tak sampai pukul 4, kami sudah selesai menjelajah seluruh area theme park. Cuaca panas benar-benar membuat kami malas menjelajah. Mestinya kalau lebih banyak pepohonan, barangkali cuaca lebih bersahabat. Kesan umum, kecuali kamu penggemar berat permainan menyusun potongan-potongan Lego, tidak terlalu banyak yang dapat disimak di theme park ini. Wahana-wahananya kurang banyak dan tidak semenantang theme park lain. Bahkan, mungkin masih lebih menantang Dunia Fantasi. Mungkin ya... [bersambung]

No comments: