Bocah-bocah bergembira dengan karakter Lego di malam hari. |
Cukup beberapa jam berada di kawasan resor Legoland,
Nusajaya, Johor Baru, saya langsung sadar bahwa tempat ini terutama dirancang
untuk anak-anak. Ini berbeda dengan Universal Studios atau—bahkan—Disneyland. Universal
Studios yang mengacu pada film-film beken Hollywood, jelas banyak ditujukan
untuk orang besar. Sementara di Disneyland, meski berbasis karakter kartun anak,
sangat lumrah melihat pasangan atau gerombolan orang dewasa menikmati
berkeliling taman.
Di Legoland, boleh-boleh saja orang dewasa berkunjung, tapi
harus siap kembali menjadi anak-anak. Dan, memang, saya nyaris tidak melihat
ada pasangan atau kumpulan orang besar lalu lalang. Semua membawa anak kecil.
Semua fasilitas memang tampak ditujukan bagi anak-anak. Tengok
saja mulai dari kamar yang ditawarkan, pilihannya bertema Pirate, Kingdom, atau
Adventure. Kamar standar terbagi dua yaitu kamar tidur utama dan kamar tidur
anak. Kamar tidur utama berisi tempat tidur berukuran king, sedangkan kamar tidur
anak berisi tempat tidur tingkat. Kamar standar ini dapat diisi maksimum 5
orang.
Jeremy langsung betah tiduran di tempat tidur tingkat bagian
atas. Namun, malamnya ternyata dia tidak berani tidur sendiri dan minta tidur
bareng di kamar tidur utama. Alhasil, terpaksa saya yang mengungsi, pindah
tempat tidur. Belakangan, saya baru sadar, kalau tidur di tempat tidur tingkat
bagian atas akan bersirobok pandang dengan gambar bajak laut bermata satu yang
memenuhi dinding. Mungkin ini gara-garanya Jeremy nggak berani tidur sendiri.
Berenang di kolam renang hotel Legoland. |
Setelah lelah berpanas-panasan di theme park, lebih enak
berendam di kolam renang. Tapi, bukan di water park, karena kita berencana
untuk ke sana keesokan harinya. Hotel Legoland ini juga dilengkapi fasilitas
kolam renang. Kolamnya ada dua, kolam anak dan kolam orang besar. Meski tidak
terlalu besar, kolam yang berada di lantai teratas dengan pemandangan ke arah
tempat parkir dan jalan tol ini lumayan menyenangkan.
Sore itu, banyak orangtua yang berpikiran sama dengan kami.
Makanya kolam cukup ramai, tapi tak sampai sesak. Berenang kian kemari sambil
menyandar ke potongan-potongan lego berukuran besar masih dapat dilakukan
dengan nyaman. Seperti biasa, kalau sudah nyemplung, pasti susah menyuruh
Jeremy naik. Tapi, menjelang magrib, urusan berenang ini harus disudahi.
Agenda berikutnya adalah makan malam di restoran Brick. Ini
tidak termasuk dalam tarif hotel, melainkan harus dipesan terpisah. Ternyata,
ini pilihan yang tepat. Bukan hanya karena malas untuk keluar lagi dari hotel,
tetapi makan malam di sini menjadi pengalaman tersendiri yang menyenangkan.
Sekali lagi, bagi anak-anak.
Tiap meja ditutupi oleh “taplak” berupa kertas bergambar.
Satu set pensil warna sudah disediakan sehingga anak-anak kecil dapat makan
sembari mewarnai. Untuk menu makanan cukup bervariasi, dari hidangan melayu,
hidangan western, hingga sushi. Wajar saja, tamu hotel juga sangat beragam.
Mulai dari bule, melayu, hingga timur tengah. Semua selera terpenuhi. Tapi,
jangan terlalu berharap dengan rasa. Sushi yang dihidangkan terlalu lembek dan
ikannya kurang segar.
Untuk desert cukup beragam, mulai dari buah-buahan, es krim,
hingga kue-kue. Di salah satu meja, sejumlah anak berkerumun. Rupanya ada aktivitas
menghias kue kering. Jeremy ikutan mencoba. Hasilnya aneh dan kita tidak ada
yang berminat untuk mencicipi, hahaha. Yeah, minimal difotolah.
Meski ruangan restoran terbilang cukup luas, ternyata masih
banyak tamu hotel yang terpaksa mengantre tempat duduk. Beruntung kita langsung
datang begitu jam makan malam. Pengunjung belum terlalu banyak dan kita masih
bisa memilih meja. Belakangan, suasana jadi cukup semrawut karena banyak anak
kecil. Ada yang tidak bisa diam, ada yang rewel, ada juga yang tekun mewarnai.
Saya kurang tahu, apakah sudah diatur sebelumnya atau tidak, sekurangnya ada 3
orang yang berulang tahun. Sejumlah pelayan restoran menghampiri sambil membawa
kue berhiaskan lilin dan menyanyikan lagu ulang tahun. Benar-benar meriah.
Makan malam semberi mewarnai "taplak". |
Selesai mengisi perut, kita belum mau kembali ke kamar.
Jadi, kita melihat-lihat lobby. Masih banyak anak yang memenuhi “kolam” lego.
Masing-masing sibuk dengan kreasinya. Di sudut lain, ada yang sibuk bermain
Xbox. Ada beberapa unit yang disediakan. Tidak lama, sejumlah anak berkumpul di
area depan pintu masuk utama. Rupanya mau ada pertunjukan.
Semula saya mengira pertunjukannya berupa unjuk kebolehan
anak-anak yang hadir. Pasalnya, ada beberapa anak bule jumpalitan dan pamer
kemampuan balet, mengikuti geberan musik. Rupanya saya keliru. Tidak lama,
pertunjukan yang sesungguhnya dimulai, berupa drama dan tari. Kisahnya tentang
seorang pangeran, putri, dan seorang cebol. Belakangan, muncul karakter Lego,
lalu semua anak yang hadir diajak untuk menari bersama. Malam itu pun berubah
menjadi pesta anak yang riuh rendah.
Yang menarik, anak-anak sangat spontan dan apa adanya, tidak
peduli asalnya dari mana. Ketika Jeremy yang malas melihat pertunjukan (katanya
itu untuk anak perempuan) sibuk berkreasi dengan potongan-potongan lego,
seorang anak berwajah timur tengah menyapa. “Apa yang kamu buat,” tanyanya
dengan bahasa Inggris yang fasih. “Logo Youtube,” jawab Jeremy. Yup, Jeremy
jauh-jauh datang ke Legoland hanya biar bisa bikin logo Youtube yang nantinya
akan dipakai untuk channel Youtubenya.
Berawal dari percakapan itu, si anak timur tengah langsung
nyerocos. Ia bercerita bahwa ia berasal dari Dubai. Butuh waktu sekitar tujuh
jam untuk mencapai Malaysia. Dia berlibur bersama keluarganya dan salah seorang
kakaknya punya Youtube channel. Ia juga langsung mengambil Ipad dan menanyakan
link ke channel Youtube Jeremy. Jeremy nggak menyia-nyiakan kesempatan,
langsung bilang agar teman barunya itu subscribe. Walah, begitu ternyata
pergaulan anak bocah zaman sekarang.
Keriuhan malam di hotel Legoland berlangsung sampai sekitar
pukul 9 lebih. Setelah pertunjukan berakhir dan selesai foto-foto dengan
karakter Lego, satu per satu orang tua membawa anaknya ke kamar. Pesta hari ini
selesai, besok kita lanjut lagi. [bersambung]